TENTANG AKU

My photo
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Thursday 29 November 2018

UNTUK GURUKU, PAK SOEPRATMAN

Aku persembahkan coretan ini teruntuk Bapak H. Soepratman Mas'oed. Sosok seorang guru bahasa Inggris yang telah banyak memotivasi dalam kehidupanku.

Entah mengapa setiap mendengar kata "guru," spontanitas aku teringat sosok Pak Soepratman. Padahal banyak sosok guru yang pernah  berjasa sejak aku duduk di bangku SD, SLTP dan SLTA dulu. Tapi tetap saja tidak mampu menggantikan sosoknya sekalipun beliau bukan guruku di sekolah formal. Beliau adalah guru bahasa Inggris saat aku kursus di OECC (Obvious English Conversation Course) di Subang tahun 1988. OECC merupakan salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang cukup terkenal di kota Subang pada saat itu.

Sosok pak Soepratman bagiku sangat kharismatik dan asyik dalam mengajar. Meskipun hanya 3 bulan aku belajar di OECC bersama beliau, namun banyak sekali ilmu yang aku dapat. Dan aku merasa dari sinilah awal pengenalanku dengan dunia luar yang terbuka secara perlahan.

Wednesday 21 November 2018

AKU NYAMBI JADI PEMULUNG DI NEGERI ORANG

Pagi itu jam weaker di kabinku menunjukkan pukul 05.15 UTC. Hari masih agak gelap. Kabut putih menyelimuti hamparan laut yang masih tertidur lelap. Tak terdengar deburan ombak yang biasanya menghantam haluan. Dari kejauhan sudah mulai terlihat kelap - kelip lampu mercusuar sebagai pertanda kapal kami semakin mendekati pesisir.



Pagi ini MV Vigilant memang mau bersandar di Den Helder. Pelabuhan ini terletak di provinsi Holland utara yang merupakan pelabuhan utama atau Home Port perusahaan "Tranship BV" sebuah perusahaan pelayaran berbendera Belanda yang bergerak di bidang jasa survey kelautan.

Setelah mendapat respon dari Otoritas Pelabuhan, seperti biasanya Bosun dibantu oleh beberapa AB sibuk berkomunikasi lewat radio genggamnya baik dengan Chief Officer, Captain ataupun pihak otoritas pelabuhan sampai kapal benar - benar docking dan clear.

MV Vigilant merupakan kapal laut terakhir tempatku bekerja dan ini merupakan satu - satunya perusahaan pelayaran di luar kapal pesiar yang turut melengkapi lembaran CV- ku. Di perusahaan ini aku menyelesaikan  5 kontrak dengan durasi 4 bulan on dan 4 bulan off. Sementara sebelumnya aku bekerja di perusahaan kapal pesiar berbendera Inggris, Jerman dan Italia yang telah membawaku malang - melintang lebih dari 15 tahun mengarungi lautan.

Saturday 17 November 2018

MEREKA MEMANGGILKU MISTER PRESIDEN

Ketertarikanku terhadap keorganisasian sejak di bangku SLTA ternyata terus berlanjut hingga dunia kerja. Apalagi ketika aku mendapat kesempatan lebih dari 15 tahun bekerja di lingkungan orang - orang bule (manca negara). Aku sangat antusias untuk merasakan cara berorganisasi ala mereka.


Saturday 10 November 2018

HIDUP INI PERJUANGAN, JENDERAL ...!

"Di mana ada kemauan, di situ ada jalan."
Ini adalah salah satu kalimat peribahasa yang kuat melekat di hatiku. Terutama sebagai penguat di saat hati sedang galau karena beratnya kebutuhan hidup yang menuntut kerja ekstra keras agar bisa survive dari kenyataan.


Sebagai masyarakat yang hidup di level bawah, jauh dari cukup atau lebih tepat taraf hidup kekurangan, tidaklah mudah bagiku untuk memiliki sebuah sepedah motor, misalnya. Walaupun di saat sekarang penawaran kredit kepemilikan sepeda motor baik yang masih baru ataupun motor bekas (mokas) banyak ditemukan di sekitar kita. Untuk biaya keperluan hidup sehari-hari saja sering tidak mencukupi. Maklumlah aku hanya seorang penjual sayuran keliling dengan tanggungan 3 orang anak. Sementara istriku sudah tiada, sekitar 5 tahun yang lalu meninggalkan kami karena sakit.

Thursday 8 November 2018

KATA-KATA SAKTI ITU PERNAH MEMBAWAKU KELILING DUNIA

Percaya atau tidak, ini adalah kata-kata yang pernah kuucapkan di masa kecil dulu waktu aku bersama teman-teman, bercanda sambil bermain kata berandai-andai dan ternyata kini menjadi  kenyataan...


Namaku Ade Sutrisna. Konon sebenarnya nama asalku itu Nana Sutrisna yang merupakan nama pemberian dari kakekku, Econ Karsan. Tapi karena waktu itu kondisi kesehatanku sering sakit-sakitan dan berdasarkan tradisi adat setempat apabila terjadi keadaan seperti ini agar terhindar dari segala bala atau  ketidakberuntungan di kemudian hari maka keluargaku bersepakat menggantinya dengan nama baru, Ade Sutrisna. Jadi nama depan Nana diganti dengan Ade.

Aku dilahirkan pada hari Kamis tanggal 9 Januari 1969 di sebuah perkampungan dekat pesisir pantai utara, Kedungwungu. Daerah ini masih termasuk wilayah kabupaten Subang, Jawa Barat. Aku merupakan anak tunggal dari orang tuaku, Eman Sulaeman dan Taskinah.
Almarhum ayahku adalah mantan penjaga Sekolah Dasar di desa Gembongan, kabupaten Karawang. Sedangkan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Sepeninggal ayahku, ibuku menikah lagi dengan ayah tiriku, Warim. Dari pernikahannya dengan ayah tiriku, ibu dikaruniai 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan.

Wednesday 7 November 2018

DEKADENSI MORAL DI ERA MILENIAL

Secara harfiah, Dekadensi moral adalah kemerosotan atau turunnya nilai moral seseorang maupun kelompok terhadap norma-norma dan budaya luhur yang berlaku di masyarakat secara turun-temurun.

Derasnya arus globalisasi teknologi dan informasi semakin kentara mengikis norma dan budaya masyarakat kita. Hingar-bingar maraknya mesin-mesin canggih telah merubah dan meusak tatanan hidup yang selama ini terpelihara.


Budaya sungkem dan ramah-tamah kepada orangtuapun kini sudah semakin langka dilakukan dan dijumpai di kehidupan masyarakat kita. Di samping itu bahaya semakin maraknya tindakan asusila dan pelecehan seksual semakin menjadi-jadi. Nasihat orang tua sudah menjadi sesuatu yang dianggap barang usang dan tidak laku. Parahnya lagi dekadensi moral ini tidak hanya menjamur di kota metropolitan saja, tapi sudah merambah dan meracuni kaum remaja di pelosok-peloksok negeri. Proses penyebaran virus dekadensi moral ini sungguh menyeramkan dan sudah berada pada level kritis yang sangat mengkhawatirkan.

Dekadensi moral yang sangat kasat mata tengah meluluh-lantakkan generasi di era milenial ini meliputi;
a. Pergaulan bebas.
Dengan semakin mudahnya informasi masuk lewat dunia maya tanpa filter, maka
budaya-budaya baratpun dengan leluasa masuk dan secara perlahan mengikis budaya  
luhur kita. Dan salah satu dampak dari pergaulan bebas ini adalah semakin maraknya
komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) bermunculan di tengah-
tengah masyarakat kita.
b. Pelecehan seksual.
Banyaknya video dan konten-konten pornografi yang bebas bisa diakses oleh perangkat  
komunikasi di media-media sosial, merupakan faktor yg memicu pelecehan seksual di  
kalangan remaja.

Monday 5 November 2018

CURHAT SEORANG DRIVER OJOL

Salam Satu Aspal.
Perkenalkan nama saya Edi. Saya lahir dan besar di Purwakarta, Jawa Barat. Usia saya 42 tahun, dan profesi saya saat ini sebagai driver Ojol (Ojek On Line). Saya driver Gojek.

Saya menjalani profesi sebagai driver ojol sudah sekitar setahun yang lalu sejak pendaftaran ojek berbasis online dibuka di Purwakarta. Pada waktu itu, diangkatan pertama mitra (driver) gojek yang daftar cuma sekitar 300 orang. Namun jumlah itu terus bertambah. Setelah setahun beroperasi sekarang membengkak menjadi 1500 orang lebih.

Berprofesi sebagai ojol adalah merupakan mata pencaharian baru bagi saya. Sebelumnya saya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik garmen bagian engineering (mesin). Tapi karena kondisi perekonomian nasional sedang lesu, maka pabrik garment tempat saya bekerja pun terkena imbasnya sampai akhirnya bangkrut dan saya terpaksa dirumahkan oleh pihak manajemen pabrik.


Bagi saya menjadi seorang ojol itu adalah pengalaman hidup yang sungguh luar biasa. Dari beberapa tempat pekerjaan yang pernah saya alami (pabrik sepatu, pabrik garmen, pelayan restoran bahkan sayapun pernah bekerja di sebuah hotel berbintang sebagai roomboy), tapi bekerja sebagai driver ojol sangat berbeda baik lingkungan kita berinteraksi sehari-hari ataupun jenis bidang usaha yang kita layani. Saya banyak belajar tidak saja tentang bekerja dan bertanggung jawab kepada manajemen, tapi juga banyak belajar tentang arti sebuah kebersamaan, persatuan, solidaritas, disiplin dan kekeluargaan yang semua ini tidak pernah saya temukan di tempat saya bekerja sebelumnya.