TENTANG AKU

My photo
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Wednesday 26 December 2018

SUKA NGINTIP? BOLEH ASAL BAYAR


Sebelumnya aku mohon maaf kalau judul tulisan ini mungkin kurang nyaman bagi sebagian pembaca. Namun walaupun demikian, mari kita teruskan membaca sampai titik kata terakhir.

Kebiasaan ngintip memang bukanlah sesuatu yang positif. Malah bisa dibilang tabu dan memalukan. Ngintip yang aku maksudkan di sini secara harfiah adalah suatu tindakan melihat sesuatu dari lubang kecil, celah-celah, semak-semak dan sebagainya sambil bersembunyi.



Adapun mengintip yang dianggap sebagai hal yang lumrah adalah merupakan budaya barat atau negara-negara liberal. Bagi sebagian orang justru di sana ingin diintip karena bisa menghasilkan uang. Tentu hal ini karena mereka berprofesi sebagai Striptease. Coba saja sekali-kali kita jalan-jalan dan mampir ke negara Spanyol, Jerman, Itali dan Belanda, umpamanya. Di sana kita akan menemui kawasan 'Red Light' yang nota bene adalah kawasan lokalisasi. Di kawasan ini kita akan menemukan beberapa perempuan berbusana seksi dengan make-up yang menyolok terpampang genit di dalam deretan etalase. Mirip seperti akuarium besar berisikan wanita-wanita seksi. Teruslah berjalan dan tak lama lagi kita akan menemukan spot light yang bertuliskan 'Striptease' atau 'Peep Show'.

Striptease merupakan tempat hiburan malam khusus untuk orang dewasa yang menampilkan tarian-tarian vulgar tanpa busana. Biasanya ditonton di atas panggung sebuah bar atau klub malam. Penonton sebelumnya harus membeli tiket dan bisa memberikan tip kepada penari pada saat pertunjukan berlangsung. Sedangkan Peep Show adalah pertunjukan khusus dewasa yang bisa disaksikan lewat bilik intip. Penari/pemain bisa satu orang atau berdua (sepasang). Mereka menari tanpa busana layaknya penari Striptease, namun bedanya adegan tersebut dilakukan di dalam bilik yang merupakan panggung berputar. Untuk menyaksikan pertunjukan tersebut penonton harus merogoh kocek 2 Euro (sekitar 40 ribu rupiah) untuk durasi 3 menit saja. Setelah itu layar bilik akan menutup secara otomatis. Agar bisa tetap menonton, maka penonton harus memasukan koin 2€ untuk 3 menit selanjutnya.

Tentu saja bagi kita yang hidup dengan budaya timur akan sangat bertolak belakang, menentang, jijik dan bisa jadi dianggap tidak bermoral. Bagaimana mungkin suatu harga diri manusia (wanita/pria) dipertontonkan kepada publik hanya karena uang atau bisnis. Nilai luhur tentang kemanusiaan telah hilang oleh budaya liberalis. Orang bebas melakukan apapun selama itu tidak merugikan orang lain. Pergaulan antar mereka tidak menempatkan norma-norma agama sebagai acuannya.

Nah itulah sekilas tentang salah satu budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan budaya kita. Oleh karenanya bagi kita sebagai orang timur selayaknya wajib untuk menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Semoga tulisan ini menambah wawasan tentang pentingnya melestarikan budaya kita dan menempatkan agama sebagai norma tertinggi pembatas dari kebatilan dan kemungkaran.

No comments:

Post a Comment