TENTANG AKU

My photo
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Saturday 17 November 2018

MEREKA MEMANGGILKU MISTER PRESIDEN

Ketertarikanku terhadap keorganisasian sejak di bangku SLTA ternyata terus berlanjut hingga dunia kerja. Apalagi ketika aku mendapat kesempatan lebih dari 15 tahun bekerja di lingkungan orang - orang bule (manca negara). Aku sangat antusias untuk merasakan cara berorganisasi ala mereka.


Dan dengan modal itu pula walaupun kemampuan bahasa Inggrisku masih jauh dari sempurna aku mengajukan diri ke Chief Housekeeper untuk diikutsertakan  sebagai perwakilan Housekeeping Department di Crew Walfare (Speakers Committee) yaitu semacam Serikat Pekerja di perusahaan Kapal Pesiar internasional.

Dari beberapa perusahaan kapal pesiar internasional tempatku bekerja sejak tahun 1997 sampai 2015 baik yang berbendera Inggris, Jerman, Italia maupun Belanda, hanya di perusahaan Jerman aku mulai tampil mewakili depatemenku diantara mereka yang juga mewakili departemen masing - masing.

C/S AidaBlu adalah merupakan armada Club Ship berbendera Jerman pertama tempatku bekerja. Di bawah manajemen "Sea Tours" Company yang memiliki lebih dari 10 armada dengan kapasitas rata - rata 2500 tamu dan 800 orang Kru. Hanya 3 armada saja yang kapasitasnya lebih kecil dari yang aku sebutkan tadi.

Aku sign on di C/S AidBlu pada Agustus 2003. Durasi per kontrak kerja di kapal pesiar biasanya hanya sekitar 6 sampe 10 bulan. Setelah itu kita berkesempatan sign off dulu untuk liburan di dalam negeri sekitar satu setengah bulan sebelum memulai kontrak kerja baru.
Di C/S AidaBlu dari 2 kontrak kerja yang kulalui, di Speakers Committee aku hanya sebagai Anggota dan Wakil ketua (Deputy). Barulah di armada kedua, yaitu di C/S AidaDiva posisiku terpilih sebagai President of Speakers Committee. 

Suatu kesempatan dan sekaligus tantangan berat bagiku untuk pertama kalinya memimpin serikat kru dengan anggota multinasional. Walaupun Sea Tours berbendera Jerman, tapi kru-nya berasal dari banyak negara di luar Jerman, seperti; Belanda, Perancis, Inggris, Rusia, Italia, Polandia serta beberapa kru yang berasal dari negara Asia, seperti; India, Philipina, China, Singapura, Malaysia, Birma dan Indonesia.

Sebagai Presiden aku ditugaskan untuk memimpin dan memutuskan hasil musyawarah di setiap rapat (meeting) yang diagendakan sebulan sekali yang dihadiri para perwakilan dari masing - masing departemen, tak kurang dari 12 orang. 1 orang per departemen (Purser, Housekeeping, Restaurant, Bars, Galley, Entertainment, Hospital, Deck, Engine, Give Shop, Shore Excursion dan Security). Sementara dari pihak manajemen biasanya dihadiri oleh; Staff Captain, Hotel Manager dan Crew Purser yang berfungsi sebagai pemantau dan pemberi feedback atas topik yang dibahas sehingga keputusan yang diambil bisa sejalan dengan kebijakan perusahaan.

Selama 10 kali kontrak kerja yang pernah kuselesaikan di Aida, aku pernah 2 kali sebagai Deputy dan 2 kali sebagai President of Speakers Committee. Setidaknya ada 2 hal yang menarik dari serikat ini dan berbeda dengan kita di Indonesia diantaranya adalah struktur organisasi yang relatif simple hanya terdiri dari President, Deputy dan Members. Tidak seperti kebanyakan kepengurusan organisasi di kita yang melibatkan banyak posisi mulai dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi - seksi dan Anggota. Belum lagi ada juga yang menambahkan posisi Penasehat dan Pembina. Dan yang kedua, di serikat pekerja ini kita tidak usah memikirkan dana operasional karena telah ada alokasinya yang diperoleh dari support perusahaan dan uang tips tamu. Jadi kita tinggal menggerakannya saja.

Proses pembahasan dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan dengan voting berdasarkan 2/3 jumlah anggota yang hadir. Tentu saja setelah sebelumnya para peserta memaparkan argumentasinya masing - masing. Dan selama kepemimpinanku, alhamdulillah tidak pernah terjadi dead lock dalam pengambilan keputusan karena aku selalu melakukan lobbying process beberapa hari sebelum rapat digelar. Sehingga para peserta pada dasarnya telah mengetahui agenda pembahasan lebih awal dan hal ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang tidak memakan waktu lama.

Dan hal ini sangat penting karena mereka yang hadir mewakili departemennya itu juga mempergunakan waktunya bekerja.
Tentu saja akan sangat tidak nyaman apabila terjadi dead lock dan tidak tercapai kata sepakat yang akibatnya waktu kerja mereka terganggu cukup lama. Jadi hal ini pula salah satu yang mungkin menjadi daya tarik sehingga aku terpilih 2 kali menjabat Presiden.

Sebagai orang yang senang berorganisasi hal ini merupakan pengalaman baru yang sangat bernilai positif. Rasa banggapun sering tak dapat kusembunyikan diantara rekan kru Indonesia. Terus terang ini bukan merupakan kesombongan atau sikap ingin dipuji manakala baik di forum rapat ataupun sehari - hari aku dipanggil dengan julukan Presiden (Ketua/Pimpinan). Photo-ku pun terpampang di tempat - tempat khusus yang merupakan area berkumpulnya kru seperti di Crew Purser Office, Crew/Officer Mess room atau Crew Bar.
"Hi Mr. President. How are you doing?..." Begitu sapaan khas mereka di manapun dan kapanpun bertemu denganku.
Atau ketika di forum rapat,
"Excuse me, Mr. President. According to my opinion, that..." Suatu ungkapan yang tampak formal sekali kedengarannya, bukan?

Presiden, ya jabatanku sebagai Presiden...
Bangga, lucu dan kadang aku tersenyum sendiri mendengarnya. Ya maklumlah walaupun sebutan Presiden itu sebenarnya tidak ada yang aneh karena kata tersebut artinya adalah pimpinan atau ketua, tapi mungkin karena si pemanggilnya orang asing atau bule maka bagiku yang dari kampung, berada di antara para kru dari mancanegara dan aku juga satu - satunya kru Indonesia yang dipercaya sebagai pemimpin mereka, maka sebutan Presiden ini tentu memiliki arti dan kebanggaan tersendiri bagiku.

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat illahi rabbi atas semua karunia-Nya yang telah menganugerahiku pengalaman berorganisasi yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment