TENTANG AKU

My photo
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Wednesday 21 November 2018

AKU NYAMBI JADI PEMULUNG DI NEGERI ORANG

Pagi itu jam weaker di kabinku menunjukkan pukul 05.15 UTC. Hari masih agak gelap. Kabut putih menyelimuti hamparan laut yang masih tertidur lelap. Tak terdengar deburan ombak yang biasanya menghantam haluan. Dari kejauhan sudah mulai terlihat kelap - kelip lampu mercusuar sebagai pertanda kapal kami semakin mendekati pesisir.



Pagi ini MV Vigilant memang mau bersandar di Den Helder. Pelabuhan ini terletak di provinsi Holland utara yang merupakan pelabuhan utama atau Home Port perusahaan "Tranship BV" sebuah perusahaan pelayaran berbendera Belanda yang bergerak di bidang jasa survey kelautan.

Setelah mendapat respon dari Otoritas Pelabuhan, seperti biasanya Bosun dibantu oleh beberapa AB sibuk berkomunikasi lewat radio genggamnya baik dengan Chief Officer, Captain ataupun pihak otoritas pelabuhan sampai kapal benar - benar docking dan clear.

MV Vigilant merupakan kapal laut terakhir tempatku bekerja dan ini merupakan satu - satunya perusahaan pelayaran di luar kapal pesiar yang turut melengkapi lembaran CV- ku. Di perusahaan ini aku menyelesaikan  5 kontrak dengan durasi 4 bulan on dan 4 bulan off. Sementara sebelumnya aku bekerja di perusahaan kapal pesiar berbendera Inggris, Jerman dan Italia yang telah membawaku malang - melintang lebih dari 15 tahun mengarungi lautan.


Di kapal survey ini posisiku sebagai Messman (Steward) yang tugas utamanya melayani Captain, para Officers dan Klien dalam hal ini Party Chief, Client Representative serta para Surveyor. Pelayanan baik saat jamuan makan maupun kenyamanan akomodasi kabin (kamar tidur). Di samping itu aku juga bertugas bersama Cook untuk menangani Food order/requestition termasuk storing dan inventorinya.

Di kontrak kerja pertama aku tak mengira bahwa stok barang di gudang penyimpanan jumlahnya melebihi item yang terpajang di etalase sebuah mini market. Tapi setelah aku inventori jumlahnya ternyata lebih dari 500 jenis item. Dan tentu saja tugas terberatku adalah saat pengecekan masa kedaluarsa stok item di gudang. Makanya prosedur penyimpanan dan pengeluaran barang menggunakan sistem "First in, First out" artinya item yang masuk paling awal, maka akan dikeluarkan dari gudang lebih awal pula. Begitupun item yang masuk lebih akhir, maka akan dikeluarkan belakangan.

Nah, dari sekian banyaknya jenis dan jumlah item yang tertata rapi di gudang, ada satu item yang menarik perhatianku yaitu air mineral kemasan baik yang 0,5 liter maupun 1,5 liter. Kenapa air mineral ini sangat menarik bagiku? Ya karena botong kosongnya masih bisa diuangkan. Untuk botol bekas yang ukurannya 1,5 liter bisa dijual seharga 0,25 Euro. Tapi sayangnya aku lupa harga botol air mineral 0,5 liter yang kosong diterima berapa?

Setiap 2 sampai 4 minggu sekali aku bisa menukarkan sekitar 100 sampai 300 botol kosong. Tempat penukaran botol bekas ini sangat berbeda dengan di negara kita.
Di Belanda kita tidak harus datang ke tempat pengepul Jual - beli barang bekas, tetapi kita bisa menjualnya di Swalayan - swalayan tertentu yang memang telah bekerja sama dengan merek minuman tertentu serta menyediakan alat penukaran botol kosongnya.

Jadi tidak semua Swalayan bisa menerimanya. Cara tukarnyapun relatif simpel yaitu dengan memasukan bagian atas botol terlebih dahulu kedalam lubang mesin penukar (jangan sampai terbalik, jangan memasukkan bagian bawah botol terlebih dahulu) karena akan di- reject atau ditolak oleh mesin secara otomatis. Kondisi botol kosongnya pun harus benar - benar utuh lengkap dengan tutupnya. Stiker yang menempel di botol tidak apa - apa kalau seumpama sobek atau terkelupas, asal botol tersebut tidak penyok.

Setelah botol kosong dimasukkan ke dalam lubang mesin dengan posisi yang benar, maka botol tersebut akan masuk dengan teratur ke kontainer penampungan yang ada di bagian dalam Swalayan, biasanya diikuti bunyi "tuuut" dan di layar LCD mesin tersebut muncul nominal sesuai banyaknya botol yang masuk. Setelah semua botol kosong habis dimasukkan, kita tinggal pijit tombol pengambilan struk dan tertera nilai nominal di dalamnya. Bagiku nilai tukarnya terbilang lumayan. Sekali tukar 100 botol kosong berarti aku mendapat 25 Euro (setara dengan Rp 400.000,00 bila nilai tukar 1 € = Rp 16.000,00). 

Struk tersebut bisa kita tukarkan ke Kasir. Kadang - kadang aku tidak langsung menukarkannya saat itu juga karena nominalnya masih kecil tapi di keep dulu untuk disatukan dengan penukaran botol selanjutnya, selama struknya tidak hilang tidak ada masa kedaluarsa. Jadi prosedurnya cukup praktis, bukan?

Biasanya aku mengemas botol - botol kosong tersebut ke dalam kantong plastik besar ( kantong plastik sampah ). Satu kantong plastik bisa berisi 50 botol kosong isi 1,5 liter. Kantong plastik tersebut aku ikat dengan kencang ke bagasi sepedah yang memang disediakan oleh perusahaan sebagai alat transportasi bagi Kru dari pelabuhan ke kota. Jarak tempuh ke Swalayan kurang lebih 3 Kilo meter.

Di atas kapal survey MV Vigilant  jumlah keseluruhan Kru 12 orang saja termasuk Captain. Sedangkan jumlah Klien maksimal 17 orang. Diantara kru yang lain, salary-ku memang paling kecil. Makanya rekan - rekan Kru yang lain cukup memaklumi apabila aku mencari side income. Walaupun tidak semua Messman mau melakukannya. Tapi bagiku, hal ini cukup menarik dan menghasilkan untuk dilakukan, jadi kenapa tidak kita kerjakan selama tidak melanggar aturan ataupun merugikan orang lain.

Aku berprinsif bahwa rejeki itu tidak akan datang menghampiri apabila kita hanya berpangku tangan. Tetapi sebaliknya kitalah yang bergerak untuk menjemput rejeki tersebut. Aku yakin bahwa apapun yang kita lakukan asalkan halal, itu adalah ibadah.

No comments:

Post a Comment